Dia Umar,
yang mendengar namanya udara enggan berhembus
yang karena derapan langkahnya bumi seakan menciut
aku mangaguminya,
seperti layang-layang pada Angin
seperti daun merindukan zat hijaunya
dan nantinya nama indah itu akan ku sematkan di depan nama ayahmu,,
agar nanti kau akan bangga dengan nama itu, dan mencintainya seperti aku..
Terimalah, wahai Umar..