Saturday, March 26, 2011

H.E.M.A (T)


Here it is..
paket asoy yang sesuai denga ukuran lambungnya "Bosoy"






Jangan khawatir Teman-teman, ini hanya setengah dari keseluruhan isi paket..
Nyaaammm... : 9








Satu-satunya makanan yang saya tidak doyan.. hehehehe







Disatu sisi.....







Disisi yang lain.....
*tebak, yang mana yang ninja beneran.. hehehehe







kenyangggg sekalii... eheehheheehe

Tuesday, March 22, 2011

wonderfull Kurt Hugo Feat. Sam Tsui



i love Sam's voice and the way he sing
And Kurt Hugo, He still amazing.

Friday, March 18, 2011

I hate being mello..

Gue sejenis orang yang gampang banget kagum sama orang lain. Karena itu juga gue jadi gampang buat suka sama orang. Walaupun beberapa kali pernah jatuh cinta, Jujur sampe sekarang gue belom pernah punya pacar. Selain emang ga ada yang mau (hahahaha..)gue emang berperinsip untuk tidak melakukan hubungan semacam itu. Karena itu (menurut gue) emang komitmen yang belom perlu. Selain itu gue juga punya 2 alasan lain yaitu :

1. Alasan Normative.

Alasan ini ada karena nilai-nilai yang ada di diri gue pribadi. Setiap orang punya nilai yang dipegang. Nilai itu terbentuk dan berkembang sesuai dengan lingkungan dan pola sosialisasi tiap individu. Nilai yang gue pegang ga perlu dijelasin juga pasti kebaca.

2. alasan Idealis

Being idealist is not easy. Tapi dalam hal ini gue sangat idealis. Walopun sebenernya sekarang gue pengen juga ngerasain hal-hal yang dirasain sama orang-orang seumuran gue. Punya orang yang perhatian. Shared about everything. Kalo lagi sakit ada yang manja-manja-in (hahahah.. cuih..). Tapi itu semua menurut gue cuma buang-buang waktu. Gue paling benci kalo ada orang bilang “I love you ato I can’t live without you. Terus putus. Ato udah pacaran 5 sampe 6 tahun atau bahkan lebih, terus putus. I wanna feel a taste that completely new. Even if I have to kiss someone, he should be the only one that I may to.

Secara manusiawi beberapa kali gue pernah suka sama orang. Setiap naksir sama orang gue tau konsekuensinya, yaitu gue hanya bisa ngerasain semacam perasaan orang jatuh cinta tapi ga mungkin jadian karena prinsip tadi dan orang yang gue taksir ga suka juga sama gue : P. Walopun idealis, bukan berarti gue bukan tipe yang termehek-mehek Bahkan gue kadang lebih parah dari mba-mba ato pembokat kalo ngalamin itu. Waktu jaman kuliah gue bahkan rela telat masuk kelas nungguin si orang yang gue taksir lewat. Mau muntah gue inget kejadian kaya gono. Yang lebih ekstrim lagi, gue pernah naksir sama anak mushola. Karena itu gue jadi semangat sholat di awal. Jujur ini bener-bener bukan dampak positif menurut gue. Karena niat gue untuk sholat awal waktu itu mostly karena pengen dilihat sama dia. Bisa ditebak, setelah gue ga naksir lagi, intensitas sholat awal waktu gue jadi lama-lama berkurang.

Engga tau kenapa, setiap selesai suka sama orang atau udah ga naksir lagi, gue pasti nyesel. Pernah gue naksir sama orang trs gue ill feel gara-gara selera filmnya. Cerita nya gini : Untuk urusan kepanitian suatu acara kampus, akhirnya gue dan dia ada di mobil yang sama dengan beberapa orang teman lain. Pas lewatin salah satu Bioskop di daerah Jakarta Selatan, tiba-tiba temen gue yang nyetir (bukan dia yang gue suka) bilang:

“wah banyak film baru nih ..”

Eh dia nyeletuk aja loh ..

“ Eh iya, lo pada udah nonton ayat-ayat cinta belom?”

Yes, ini bener-bener menusuk perut gue. Sebenernya ga ada yang salah sama film kaya gitu. Walopun kaga pernah nonton Ayat-ayat cinta, gue pernah nonton film yang sejenis kok (KCB-red). Tapi ga tau kenapa ini jadi masalah banget buat gue waktu itu. Terus gue nyesel pernah suka sama dia. Nyesel pernah melakukan banyak kebodohan yang kalo gue inget-inget jadi malu sendiri.

Ada dua orang yang gue ga pernah nyesel pernah suka sama mereka. Karena emang khusus dua orang ini gue ga perlu susah-susah cari perhatian ato semacamnya yang, lagi-lagi ga penting dan memalukan. Dua orang ini engga segitu sempurnanya juga. Tapi mereka ngasi gue pengalaman yang berharga, and Unforgetable.

Yang pertama sahabat gue sendiri. Emang bener kalo ada orang yang bilang : ga akan ada persahabatan yang murni antara seorang laki-laki dan perempuan. Dari SMP sampe sekarang, Gue tau gue ga akan pernah bisa jadi sama dia. Tapi setiap ketemu dia, sensasinya akan tetap sama. Senyam-senyumnya. geg-degannya. Dulu waktu gue naksir dia, gue ga perlu cari-cari perhatian, toh dia duduk di sebelah gue kalo di kelas. gue ga perlu nelpon-nelpon ga jelas buat sekedar ngobrol-ngobrol. Toh di sekolah gue ampe bosen ngobrol sama dia (sebagai teman). Dia tau banget kalo gue suka dia. Tapi dia menanggapi dengan sangat bijaksana. Dia ga menjauh juga ga ngasi harapan. Dia tetep jadi sahabat gue. Sampe sekarang. Walopun ga sedekat waktu zaman SMP dan SMA.

Yang kedua, sebut aja namanya joko (bukan nama sebenarnya). Sama dia gue bener-bener ngerasain klimaksnya jatuh cinta. Cinta yang gue pupuk dari kecil, sejak gue bahkan ga tau perasaan apa itu. Gue bisa ngerasain perasaan yang segitu besarnya bahkan tanpa ketemu dia. Dia tinggal di luar jakarta, dan ke luar negeri buat kerja. Dengan dia cinta ini berlapis harapan. Bukan Cuma konyol-konyolan yang ga jelas ending-nya (menurut gue saat itu). Dalam cinta ini ada keyakinan, karena gue tahu cinta kami satu rasa. Sama-sama rasa coklat. Sama-sama berlapis krim vanila. Gue bertahan dalam keadaan long distance dan tanpa status karena gue yakin dia. Karena gue percaya takdir ini untuk kami berdua. I’ve never feel this confidence before.

Tapi gue Cuma manusia. Dia juga begitu. Sepulangnya dari luar negeri, dia dijodohin sama perempuan lain, dan menikah ga lama setelahnya. Pas pertama tahu kenyataan ini gue nangis kaya orang baru kenal sama airmata. Ga habis-habis. Ga selesai-selesai. Saat itu adalah saat yang paling ga enak buat gue. Gue terpuruk.

Tapi lagi, kenyataannya engga separah yang gur pikirkan. Lama-lama gue sadar kalo ga semua yang kita inginkan bisa jadi kenyataan. Kejadian ini memberikan dampak positif buat gue, yaitu gue jadi ga minat lagi buat termenye-menye untuk urusan dengan laki-laki. Im strongger than yesterday, and I’ve moved on in my own way. Gue ga nyesel pernah punya perasan yang segitu dalamnya sama si Joko karena gue tau dia ninggalin gue bukan karena keinginannya. Gue juga yakin kalo ternyata kami emang tidak ditakdirkan untuk menjadi pasangan yang serumah bersama atau sholat subuh berjamaah. Kalo kata Usher: Live your life, and ill live mine. Gue juga ga nyesel karena mencintai Joko merupakan pelajaran berharga dalam hidup gue.

Sekarang gue disini sendri, dan emang lebih baik kaya gini. Gue memilih untuk engga meratap-ratap unutk hal yang belom tentu penting buat gue. Gue lebih cenderung menunggu dan berdoa. Untuk dia yang datang di waktu yang tepat, dan dengan cara yang tepat. Dia yang tujuan hidupnya sama dengan gue.

Lebih dari itu, gue bersyukur sama Allah atas penjagaan-Nya yang berlapis terhadap gue. Atas semua doa yang nampak langsung jawabannya. Atas semua cinta yang belom bisa gue bales sepenuhnya. Aneh memang, Dia yang maha Penyayang segitu cinta sama kita, tapi kadang kita engga sadar dan lebih memilih untuk mencintai manusia yang belom tentu cinta juga sama kita. Seperti kata Istri nya AA Gym :

“Mungkin Allah cemburu melihat kita bahkan lebih mencintai ciptaannya dibandingkan Dia yang membuat seisi dunia menjadi ada”.

Monday, March 14, 2011

Endless Regret

Salah satu sahabat Rasulullah kerap melihat Sayyidina Umar terwawa-tawa sendiri, lalu tak lama kemudian menangis sampai segukan tangis-nya terdengar jelas. Karena penasaran, sahabat tersebut akhirnya bertanya lagsung kepada Sayyidina Umar.

“Wahai Umar, sesungguhnya aku sering melihatmu tertawa-tawa lalu menangis. Kalau boleh tau, apa yang sebenarnya telah terjadi padamu?”

Sambil tetap tersenyum, Umar mulai bercerita kepada sahabatnya.

“yang membuatku melakukan kedua hal tersebut adalah ingatanku kepada masa dimana aku masih merupakan kelompok orang-orang yang bodoh (jahiliyyah). Aku tertawa-tawa sampai geli ketika aku mengingat dulu aku masih menyembah berhala. Ada beberapa berhala yang kami buat dari tepung yang dikeraskan. Namun, ketika kami kesulitan makanan kami mulai memotong bagian demi bagian dari berhla tersebut untuk memakannya. Mulai dari tangan, kaki, sampai akhirnya berhala tersebut habis tak tersisa. Sungguh aku mentertawakan kebodohan kami. Bagaimana bisa kami memakan Tuhan kami sendiri, yang seharusnya kami hormati dan tinggikan.”

Sayyidina Umar tertawa geli di tengah ceritanya.

“lalu apa yang akhirnya membuatmu menangis wahai Umar?”

Sayyidina Umar menghela nafas yang sangat panjang dan melanjutkan ceritanya.

“Yang membuatku akhirnya menangis adalah kejahatan yang pernah aku lakukan dulu. Sewaktu istriku melahirkan anak perempuan, sungguh ia sangat ketakutan akan keselamatan anak itu. Agar aku tidak membunuh anak perempuan kami seperti orang-orang jahiliyyah lakukan pada putri-putri mereka, akhirnya ia mendandani anak kami dengan pakaian laki-laki. Aku yang tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya sangat senang. Aku banggakan anakku pada semua orang Quraisy.”

Sambil mendengar lanjutan cerita, sahabat melihat air mata yang mengalir ke pipi sayyidina Umar.

“Suatu hari aku ajak anakku jalan-jalan menaiki unta, Saat itu ia berusia sekitar 3 atau 4 tahun. .” Umar melanjutkan ceritanya dalam kepiluan yang sangat nampak.

“Ditengah perjalanan dia mita berhenti sebentar untuk buang air kecil. Kami pun berhenti di sebuah gurun. Alangkah kagetnya aku ketika aku membantu anakku untuk buang air kecil dan mengetahui bahwa ia adalah perempuan kau tahu apa yang aku lakukan ?”

“tidak Umar, Apa yang kau lakukan?”

“ Aku menggali pasir di tempat kami berhenti dan menguburnya hidup-hidup. Dia sempat bertanya kepadaku apa yang sedang aku lakukan. Bahkan ia menyeka keringat di dahiku saat aku kelelahan menggali ..”

“Masya Allah… “ Sahabat pun kehabisan kata-kata

“ Ya sahabatku, hal itulah yang aku tangisi dan sesali dalam hidupku. Sungguh apabila ada 1000 orang umat Rasulullah yang Masuk neraka, aku takut aku merupakan salah satu dari mereka. Kalaupun hanya seratus, sepuluh atau hanya satu orang dari ummat rasulullah yang akhirnya masuk neraka, aku takut itu adalah aku karena dosa ku itu .”

Wednesday, March 9, 2011

Prince Charming

Pagi, sekitar jam Stengah tiga hari ini, pertandingan perdelapan final Leg kedua Liga Cahmpion eropa antara Barcelona Vs Arsenal berlangsung di kandang Barca. Hasil Akhirnya 3-1 untuk Barca. Sebenernya gue seneng dengan hasil ini, karena emang mendukung Barca. Over All Pertandingan juga emang dimenangin sama Barca. Mulai dari Shots on goal, sampe ball position (70-30). Tapi ada satu yang bikin bingung. Van Persie dikasi kartu merah sama wasit. Hal ini terjadi gara-gara dia tetep nendang bola, padahal hakim garis udah ngangkat bendera (tanda offside) dan wasit udah meniup periwitannya. tapi ya, (kalo menurut gue) ga perlu sampe di kasi kartu juga si sebenernya.

ni dia nih, Si Van Persie


kalo ngeliat Van Persie, gue berasa ngeliat prince charming yang ada di dongeng-dongeng. yang biasanya dateng saat menyelamatkan putri, kalo engga Cinderela, ya Snow White. HAhahaa.. ga penting si sebenerya.

Yah, Buat Arsenal dan pendukungnya, harapan gue semoga kalian menerima kekalahan ini dengan legowo . hehehehehe *songong.