Thursday, February 10, 2011

Tradisional Konvensional

Kalo kalian fikir ini tulisan ilmiah, kalian salah besar. Ini hanya opini dari saya,

Nadhira (S.sos) yang ga ada sarjana-sarjananya sama sekali..


Akhir-akhir ini, sekitar seminggu belakangan, Isu yang berkembang luas di seluruh Indonesia adalah tentang kekerasan yang dilakukan oleh warga Cikeusik, Banten terhadap Kelompok Ahmadiyah di daerah yang sama. Akibat Kejadian ini sekitar 4 orang tewas, dan beberapa lainnya masih dalam perawatan karena luka-luka yang cukup serius.

Kalau kita perhatikan di televisi, emang cukup menyedihkan apa yang terjadi disana. Dengan Vidio amatir (kok sempet-sempetnya ngerekam adegan kaya gitu ya?) bisa kita lihat kejadian dramatis penganiayaan yang dilakukan oleh masa terhadap anggota kelompok Ahmadiyah. Yang lebih menjengkelkan lagi, Aparat yang dengan segaram lengkapnya masuk di Frame (kelihatan di video), ga bisa berbuat apa-apa bahkan sampai korban penganiayaan nyaris telanjang karena jadi bulan-bulanan masa yang mengamuk.

Penjelasan Collective Behavior dalam Kriminologi adalah suatu perbuatan, baik penyimpangan atau kejahatan, yang dilakukan oleh sekelompok orang. Bila dibandingkan dengan Tindak kejahatan lainnya, tindak kekerasan biasanya memang melibatkan offender (pelaku) yang lebih banyak (McGloin & Piquero, 2009). Collective Behavior sebenernya bukan hanya untuk menjelaskan tentang kejahatan atau kekerasan. Melainkan juga untuk kehidupan kita sehari-hari. Misalnya, kenapa setiap ada kecelakaan jalanan selalu macet? Jawabannya bukan hanya karena mobil yang kecelakaan menghambat laju kendaraan, tetapi juga secara bersama-sama mobil-mobil lain yang lewat memperlambat laju untuk sekedar melihat apa yang terjadi. Collective behavior bisa terjadi bahkan oleh orang-orang yang tidak saling kenal, karena situasinya mengkondisikan mereka untuk melkukan suatu hal sama dalam waktu yang juga bersamaan.

Begitu juga dengan kejadian ini. Warga Cikeusik yang marah karena merasa terusik oleh adanya penyebaran kepercayaan Ahmadiyah di Wilayah mereka merupakan bentuk dari collective behavior dalam kekerasan. Terlepas dari ada atau tidaknya campur tangan ormas dalam kejadian ini, yang tampak secara factual dilapangan memang Ke-Ahmadiyahan dari kelompok tersebut yang menyebabkan kekerasan terjadi. Namun kita juga tidak boleh melupakan, bahwa ada faktor lain yang mengkondisikan. Faktor ini lah yang kita masih belum tahu apa motif dan tujuannya. Permasalahannya lebih rumit dari hanya sekedar Ormas, dan lebih konspiratif dari kasus-kasus seperti Century atau Antasari. Karena ini menyanggut Kepercayaan. Hal yang dianggap paling tinggi untuk sebagian orang, juga paling mengganggu untuk sebagian lainnya.

Islam sebagai agama, dengan segala hukum dan syariatnya, baru ada ketika Nabi Muhammad , Sebagai NABI TERAKHIR, ditetapkan sebagai Rasul di usianya yang ke 40. Nabi-nabi sebelumnya dating membawa agama Allah, namun belum dengan perintah Shalat, zakat, Puasa dan lain-lainnya. Keberadaan Nabi Muhammad sejak dahulu memang bisa dibilang kontroversial. Seorang pemuda sederhana yang hidup dengan biasa saja berhasil menjadi pemimpin di Mekkah, Madinah, bahkan sampai negeri Syam. Sejalan dengan Banyak orang yang mencintainya, kebencian terhadap Muhammad juga mengalir di pihak Quraisy. Singkat cerita perjuangannya membela agama Islam bukan melewati jalan yang mudah melainkan penuh cobaan dan rintangan dari sekitarnya. Hal ini lah yang membuat umat yang mencintainya tetap ada dan tidak akan habis.

Furu’ dan Usul

Terkait dengan pemahaman Aqidah, dalam Islam, ada dua hal yang sangat penting yaitu :

  1. Furu’. Maksudnya adalah cabang atau bagian dari hukum dan syariah Islam namun sifatnya masih boleh berbeda-beda. Seperti misalnya dalam attahiyat setiap sholat, ada kelompok yang menggerak-gerakkan jari telunjuk mereka, ada juga yang tidak. Atau ada perbedaan dalam penghitungan Hilal di Bulan Ramadhan sehingga tanggal Idul Fitri menjadi berbeda-beda. Hal ini bisa ditoleransi karena memang terkadang ada sedikit perbedaan pandangan dari ulama-ulama terdahulu.

  1. Usul. Yang bila diterjemahkan ke Bahasa Indonesia adalah Asal atau pondasi. Kita juga bisa mengartikannya sebagai dasar. Usul adalah bagian dari Aqidah yang merupakan inti dari agama sehingga kita, yang mengaku sebagai orang islam harus mematuhi, tidak bisa berbeda-beda, dan disepakati bersama berdasarkan dalil-dalil yang ada. Allah adalah Tuhan kita, Muhammad SAW adalah nabi terakhir, Alquran Sebagai kitab Suci, jumlah rakaat dalam sholat, berpuasa di bulan Ramadhan, rukun dalam berhaji adalah contoh-contoh bagian dari syariat yang tidak bisa diganggu gugat keberadaannya.
Jadi sebagai umat islam, seharusnya kita sudah bisa membedakan hal-hal yang mana saja yang masih bisa ditoleransi, dan yang mana yang tidak. Jelas di Ahmadiyah sudah banyak terjadi penyimpangan dalam Islam. Dan yang paling mendasar adalah adanya Mirza Ghulam Ahmad Sebagai Nabi dan Tadzkirah sebagai Kitab suci. Mereka juga mempunyai tempat Sucinya sendiri yaitu Rabwah dan Qadiyan yang ada di India.

Menurut opini pribadi penulis, Adanya Ahmadiyah juga merupkan upaya menggeser kedudukan Muhammad dari Islam yang sudah ada ratusan tahun. Menggeser Muhammad berarti Kerusakan Aqidah. Bagaimana tidak? Dalam syahadat aja, yang merupakan tanda seseorang merupakan bagian dari Islam sudah jelas seperti ini :

“ Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah Utusan Allah”

Dalam Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 emang dijelasin kalau setiap orang berhak memiliki kepercayaan. Tapi kan ada juga tuh UU tentang penistaan Agama (duh penulis lupa UUnya). Kalau ada orang atau kelompok yang merasa punya Nabi lain, atau panutan lain, atau teladan lain selain Nabi Muhammad, ya tinggal buat agama aja yang baru. That’s Simple. Yang jelas bukan islam. Sekali lagi, tanpa Nabi Muhammad, mereka bukan Islam.

Tanpa membenarkan perbuatan anarkis yang telah terjadi, penulis juga merasa risau dengan keberadaan Ahmadiyah. mungkin banyak orang yang bilang :

biarkan saja , toh mereka menjalani kepercayaan mereka sendiri tanpa mengganggu orang lain!”

Bukankah kalau dibiarkan terus menerus, akan membuat pengikut mereka bertambah banyak? Bukankah kalau tambah banyak, pergeseran Islam juga bisa jadi tambah banyak. Mungkin banyak orang yang ga perduli. Tapi saya peduli. Bodo amat dicap sebagai orang yang berfikiran kolot. Ya saya memang kolot (menurut pemahaman kalian yang menganggap seperti itu). Tapi ini adalah cinta yang sesungguhnya (kalo aja kalian ngerti). Dan cinta ini yang bikin saya GA RELA kalo Nabi Muhammad bahkan disama-samain ama si Mirza Ghulam Ahmad. Karena Nabi Muhammad ga ada duanya. Nabi Muhammad Ga bisa di sama-samain sama siapapun di dunia ini.

Saya pun ga bisa menawarkan solusi pada permasalahan ini. (siapa saya coba?) yang jelas Hukum di Negara ini harus jelas baik subtansinya maupun dalam tataran aplikasi di lapangan. Aparat juga ga boleh cape cari tahu ada apa dibalik semua ini. Sekali lagi jangan cuman bisanya nyalain Ormas. Gampang banget. Yang lebih keren sedikit dong. Penyelidikan yang lebih komprehensif sehingga dapat menemukan akar permasalahannya. Karena Ormas didalamnya ada nilai. Mau ditutup atau di non aktifkan, nilai itu tetap ada dalam setiap anggotanya. Dan tragedi di Cikeusik bukan ga mungkin terulang lagi.

Saya berdoa, dan kita semua harus berdoa semoga hal ini tidak terjadi lagi di kemudian hari .

Hai kamu, Kalian…

Sekuat apapun usahamu, percuma saja..

Karena kami begitu kuat

Karena ikatan kami ikatan yang talinya tidak akan putus

Sekuat apapun kalian mencoba, ya coba saja..

Karena kami yang nanti akan menjadi pemenangnya

Memang tidak ada lagi sayyidina Umar atau Hamzah yang kuat

Yang anginpun takut berhembus di dekat mereka

Tidak ada lagi Sayyidina Ali, yang Kecerdasannya lebih luas dari samudra

Tidak ada juga Sayyidina Usman, yang kaya dan dermawan

yang bisa membiayai perjuangan kami

Tidak Adalagi Sayyidina Abibakr, Bilal dan lainnya.

Tapi Muhammad ada di setiap dari Kami.

Ada di setiap mata dan hati..

Yang tentu kalian tidak punya

Yang lebih berharga dari seisi Dunia..

Dengan Nama Allah yang maha Pegasih Lagi maha penyayang….